PRABUMULIH,Vijaronline.com-- Aksi massa berasal dari Gabungan Masyarakat Prabumulih Bersatu (GMPB) melakukan long march dari Balai Adat Prabumulih hingga akhirnya melakukan demo di Kantor PHRZ 4 di Bawah Kemang, Rabu, (18/1/2023).
Perwakilan GMPB, Dedi menyampaikan orasi guna menyampaikan aspirasi terkait ketenagakerjaan menjadi tuntutannya dalam penjagaan ketat aparat kepolisian dari Polres Prabumulih melakukan PAM Demo di depan PHRZ 4.
Ada lima tuntutan disampaikan pendemo dari massa GMPB ke jajaran Manajemen PHRZ 4, antara lain; Meminta PHRZ 4 memberikan kewenangan penug kepada GMPB, memantau atau mengontrol perekrutan tenaga kerja skill dan non skill. Tidak hanya rekruitmen dilakukan PHRZ 4, tetapi anak perusahaannya sebagai bentuk kepedulian terhadap kemajuan SDM, khususnya tenaga kerja lokal di Prabumulih.
“Kita meminta PHRZ 4 membuat kebijakan agar vendor ketenagakerjaan melakukan kordinasi dan saling bekerja sama bersama GMPB jika ada rekrutmen tenaga kerja, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari mekanisme dan prosedur telah ditetapkan. Demo ini, kita lakukan secara damai dan tidak ada anarkis,” tukasnya sambil menyebutkan, kalau selama ini proses rekrutmen PHRZ 4 dinilai kurang transparan, dan banyak tenaga kerja luar dari Prabumulih masuk dan bekerja. Sementara itu, pekerja lokal jadi pengangguran dan hanya jadi penonton saja.
Ditegaskan, agar PHRZ 4 bisa mengakomodir Anggota GMPB dipekerjakan sebagai tenaga kerja harian di perusahaan milik negara tersebut. “Kita juga meminta PHRZ 4, agar memberikan kewenangan mengawasi dan mengontrol pengelolaan dana CSR berguna membangun SDM lokal Prabumulih. Sehingga, bisa bekerja dan bersaing bersama tenaga kerja luar Prabumulih,” bebernya.
Selain itu, kata dia, memberikan beasiswa kepada putra putri masyarakat Kota Nanas ini, agar bisa melanjutkan pendidikan dari SD hingga Universitas. Lalu, memberikan pelatihan usaha dan modal kepada putra putri masyarakat lokal, selesai pendidikan belum bekerja bisa membuka usaha sesuai keterampilan.
“Kita minta agar PHRZ 4, agar sebanyak 50 anggota GMPB dipekerjakan sebagai tenaga kerja harian di perusahaan tersebut. Baik itu, di LK3, Humas, HSE, Logistik, SDM, dan lainnya,” bebernya sambil menerangkan, jika tuntutannya tidak diakomodir jelas akan terus melakukan demo dan mendatangkan massa lebih besar lagi.
Sementara itu, Ketua GMPB, Agus menjelaskan, demo ini bertujuan memperjuangan aspirasi warga Prabumulih, khususnya tenaga kerja agar bisa bekerja di PHRZ 4.
“Yah kita dinilai dari rekrutmen tenaga kerja dilakukan PHRZ 4, tidak transparan. Banyak rekrutmen dilakukan, tidak ada dipekerjakan tenaga kerja lokal,” jelas Agus.
Harapanya, kata Agus, lewat aspirasi disampaikan melalui demo ini, didengarkan PHRZ 4. Sehingga, masyarakat lokal ini dijadikan pekerja perusahaan dan banyak bekerja. “Ke depan, harapan kita menjadi prioritas PHRZ 4 guna memperhatikan masyarakat lokal dan tenaga kerja lokal ini,” bebernya.
Sempat ditawarkan Perwakilan PHRZ 4, Comrell And CID guna perwakilan pendemo bertemu Manjamen di Kantor PHRZ 4 guna bernegosiasi. Tetapi, tawaran itu ditolak dan menginginkan perwakilan Manajemen bertemu langsung bersama pendemo atau dilakukan di Kantor Lurah Prabumulih.
Pantauan awak media, aksi demo menuntut tenaga kerja tersebut relatif aman dan kondusif. Apalagi, dikawal ketat jajaran Polres Prabumulih menerjunkan ratusan personel pengamanan.(Dk)
0 Comments