PRABUMULIH,Vijaronline.com- Warga Desa Pangkul mengaku sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kota Prabumulih dan pihak pelaksana proyek atas pembangunan Jembatan Sungai Kelekar.
Jembatan yang menghubungkan Pangkul dengan Kelurahan Karang Jaya ini dianggap sebagai wujud nyata perhatian Pemerintah Kota Prabumulih bagi masyarakat.
Namun kegembiraan itu harus sedikit tertahan. Hujan deras yang mengguyur kota kemarin sore hingga malam membuat banjir besar melanda sejumlah titik, termasuk area pembangunan jembatan.
Sejumlah material kontruksi hanyut terbawa arus deras sungai tersebut.
Warga pun tak menutupi rasa kecewanya. Bukan kecewa kepada pemerintah maupun perusahaan, melainkan kepada kondisi alam yang seakan kembali menguji kesabaran mereka.
“Kami sedih, karena jembatan ini sudah sangat dinanti. Tapi kami juga paham, ini musibah. Tidak ada yang bisa menolak banjir. Kami tetap berterima kasih, hanya saja berharap pengerjaan bisa kembali dikebut setelah kondisi aman,” ujar Pakcoy, warga Pangkul.
Menurut warga, kehadiran jembatan ini bukan sekadar jalan penghubung, melainkan penopang ekonomi mereka. Dengan adanya jembatan, hasil pertanian bisa lebih mudah dibawa. Selain itu, jembatan ini akan menjadi jalur alternatif penting bagi warga Karang Jaya maupun Pangkul.
“Kalau sudah jadi, jembatan ini bakal meringankan hidup banyak orang. Makanya kami berharap jangan sampai terhenti,” imbuh Pakcoy.
Untuk diketahui, Jembatan Sungai Kelekar dibangun dengan anggaran APBD Kota Prabumulih 2025 sebesar Rp1,8 miliar. Panjang jembatan mencapai 20 meter dengan lebar 5 meter, diperkuat 20 tiang pancang (spun pile) berdiameter 600 mm dan kedalaman 12 meter.
Proyek yang digarap oleh PT Paras Wida Cipta Wiguna ini ditargetkan selesai pada awal Oktober 2025. Bahkan demi menunjang kebutuhan warga, kontraktor sudah menyiapkan jembatan darurat yang kini bisa dipakai masyarakat.
Warga Pangkul menegaskan mereka tidak menyalahkan pihak manapun atas keterlambatan pembangunan akibat banjir. Sebaliknya, mereka justru mengajak pemerintah dan perusahaan untuk bersama-sama mencari jalan keluar agar proyek ini bisa rampung sesuai target.
“Banjir ini memang menyakitkan, tapi jangan sampai semangat gotong royong hilang. Kami akan tetap mendukung, karena jembatan ini adalah harapan besar kami,” tutup salah satu tokoh masyarakat.(*)
0 Comments